Untuk menjadi mulia Anda tidak perlu menunggu kayaraya (HARTA), berpangkat (TAHTA), berilmu tinggi (KATA) dan populer (CINTA) lebih dulu. Jika Anda memiliki satu saja diantara empat TA tersebut maka hal itu sudah cukup bagi Anda untuk bersikap mulia dengan memberi manfaat bagi orang lain.
Kesuksesan dunia semestinya membawa kita kepada
totalitas ibadah kepada Allah SWT, Zat yang memberi kita kesuksesan. Sungguh ironi apabila kesuksesan dunia justru menjauhkan kita dari ibadah
kepadaNya. Marilah kita belajar dari salah seorang murid sekaligus sahabat
Rasulullah SAW, Abu Darda. Beliau dijuluki sebagai orang bijak yang tiada
duanya, filosof yang karismatik.
diceritakan bahwa ketika Abu Darda
ra,menceritakan dirinya dengan detail bagaimana beliau meninggalkan bisnisnya
karena takut melalaikan zikrullah, mengingat Allah. “Sekarang, meskipun setiap
hari aku mendapat untung 300 dinar, atau bahkan toko itu berada di depan
masjid, aku sama sekali tidak akan tertarik”, ungkapnya. Lihatlah, bagaimana
Abu Darda sudah berada pada puncak kenikmatannya beribadah, sampai-sampai
meninggalkan urusan dunia.
Untuk menjadi persis seperti Abu Darda,
barangkali kita masih jauh. Minimal kita tidak terpedaya oleh urusan dunia
sehingga lupa urusan akhirat. Padahal Allah menyuruh kita mengambil sedikit
saja dari dunia dan menguatamakan porsi terbesar untuk urusan akhirat.
“Carilah negeri akhirat pada nikmat
yang diberikan Allah kepadamu, tapi jangan kamu lupakan bagianmu dari dunia.”
(QS Al-Qashash: 77)
Pada ayat ini, jelas bahwa Allah
menyuruh kita untuk mengambil bagian di dunia dan memanfaatkannya untuk
kehidupan akhirat. Artinya, kehidupan dunia semata-mata adalah sebuah proses
untuk mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya untuk kehidupan abadi di akhirat.
Rasulullah juga pernah bersabda:
“Yang sedikit mencukupi, lebih baik
daripada yang banyak melenakan. “
“Menjauhlah dari dunia sebisa kalian
karena barangsiapa yang menjadikan dunia sebagai tujuan utamanya, Allah akan
mencerai-beraikan kekuatannya, dan menjadikan kemiskinan di depan matanya. Dan
barangsiapa yang menjadikan akhirat sebagai tujuan utamanya, Allah akan
menghimpun kekuatannya, menjadikan kecukupan di hatinya dan Allah memudahkannya
mendapat kebaikan.”
Dari hadits di atas, jelas bahwa
orientasi kita akan kehidupan ini akan mendapatkan dua konsekuensi. Jika
orientasi kita dunia, maka Allah akan miskinkan. Tetapi jika orientasi kita
akhirat maka Allah akan mencukupkan. Dengan kata lain, jika kita memilih dunia
maka tidak mungkin akan mendapatkan akhirat dan belum tentu mendapatkan dunia.
Sebaliknya, jika kita memilih akhirat, maka otomatis dunia didapat, akhirat
juga akan diraih.
Kesuksesan harus bernilai kemuliaan yaitu dengan memberikan manfaat sebanyak-banyaknya bagi orang lain sebab sebaik-baiknya manusia adalah seseorang yang paling bermanfaat bagi orang lain. Gunakan kesuksesan yang
kita raih untuk mendapatkan kemuliaan di sisi Allah SWT. Dengan begitu semua
pencapaian dunia akan bernilai pahala dan kita akan selalu bahagia.
Itulah kehidupan terbaik !
Itulah kehidupan terbaik !
Komentar
Posting Komentar